Eragano Diluncurkan, 2,5 Ton Jagung Dikirim ke Banyuwangi
By Admin
nusakini.com--Upaya serius Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan kesejahteraan petani kembali diwujudkan dengan me-launching aplikasi e-commerce “Eragano” di kalangan petani Kabupaten Sragen, Jumat (23/2). Launching tersebut diikuti dengan pengiriman hasil panen berupa 2,5 ton jagung ke Banyuwangi, Jawa Timur.
CEO PT Eragano Agritech Indonesia, Stephanie Jesselyn berharap, kerja sama yang saat ini dilakukannya dengan tiga pemerintah kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sragen, Grobogan, dan Banyumas, mampu meningkatkan pendapatan petani setempat. Melalui Eragano, petani maupun konsumen memeroleh transparansi harga komoditas dan kondisi lahan pertanian karena adanya geo-tagging.
“Kami harap ini awal implementasi yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Untuk awal ini, kami mencoba mengirimkan 2,5 ton panen jagung. Kemarin kami sudah mengirimkan lima ton panen jagung. Diharapkan untuk bulan ini dan bulan depan sekitar 200-300 ton,” terangnya saat menghadiri Launching Petani Sragen Go Online bertajuk “Petani Sejahtera Melalui Sinergi Kartu Tani dan Petani Go Online Bersama Eragano” di Desa Bayanan, Kecamatan Sambirejo.
Wakil Bupati Kabupaten Sragen Dedy Endriyatno menambahkan, wilayah kepemimpinannya itu memiliki 23.723 hektare luas lahan jagung dengan produksi mencapai 165.873 ton per tahun. Sayangnya, persoalan yang seringkali dihadapi oleh para petani adalah harga jagung yang anjlok pascapanen.
“Di Sragen produksi jagung kita mencapai 165.873 ton dalam setahun dengan luas lahan 23.723 hektare. Permasalahan kita adalah harga jagung yang jatuh saat panen. Maka suatu kebanggaan hari ini kita bisa menggandeng inovasi teknologi (Eragano),” ujarnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyambut baik kerjasama yang diinisiasi oleh Pemprov Jateng dengan PT Eragano Agrotech Indonesia. Pihaknya berharap, aplikasi e-commerce Eragano dapat dimanfaatkan oleh semua petani karena harga jual komoditas pertanian pun lebih menguntungkan bagi petani.
“Kita lihat bahwa kerja sama dengan Eragano punya prospek yang bagus. Mulai dari permodalan sampai pemasaran itu petani diberikan pendampingan dan jaminan. Sehingga ada kepastian harga, kepastian pasar, dan kepastian saprodi untuk petani. Seperti harga jagung di pasaran itu Rp 2.900 (per kilogram), lalu dia beli Rp 3.350 (per kilogram). Pemerintah ingin betul petani sejahtera,” bebernya.
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah itu meminta petani untuk tidak apatis dengan kehadiran inovasi teknologi, seperti Eragano yang akan memberikan banyak manfaat bagi mereka.
“Sudah saatnya petani melek teknologi. Ampun kaget ngangge android. Nanti akan dibimbing oleh teman-teman pendamping agar Bapak/ Ibu tidak susah. Saiki digitalisasi, zamane ‘dudhul-dudhul’. Untuk itu, para petani saya minta harus mau belajar di tengah semakin majunya teknologi komunikasi dan informatika,” tegasnya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan BSc menuturkan, kehadiran inovasi teknologi di bidang pertanian membantu petani meningkatkan kualitas hasil panennya.
“Dengan teknologi, proses penanaman bisa kita monitor ada apa dengan tanaman kita dan bisa dilihat dari HP kita. Karena ada alat yang dipasang di sawah-sawah. Dengan data itu, kita memeroleh informasi. Misalnya ini ada hama atau kurang pupuk. Jadi, teknologi bukan mengambil alih. Tapi teknologi membantu kita,” pungkasnya.(p/ab)